sekolah lapang

sekolah lapang

Minggu, 20 November 2011

SAYURAN ORGANIK



Sayuran tomat ini adalah contoh tanaman sayur rumah tangga yang ditanam secara organik, tanpa menggunakan pupuk kimia, bahan pupuknya pun murah dan diambil dari lingkungan sekitar.

Nah sekarang kenapa kita harus bingung dengan pola makan sehat dan  murah, sedangkan kita bisa menanamnya sendiri dan pupuknya pun bisa kita buat sendiri. (endro - jenar kidul purwodadi).

Rabu, 15 Juni 2011

KUNJUNGAN ANAK-ANAK TK

tanggal 14 mei 2011 anak-anak taman kanak-kanak pius kutoarjo berkunjung ke desa ketangi purwodadi. dalam kunjungan ini mereka belajar menanam jagung, terong dan ketela pohon juga memberi makan sapi, namun ada juga yang asyik mencari cimplukan di kebun ...

Minggu, 03 April 2011

DATA PETANI PELAKU SRI ORGANIK DI KABUPATEN PURWOREJO

Data Hari I
Pagi tadi (3 april 2011) Pak Paryanto - Jenar Kidul Purwodadi - mengirimkan data petani pelaku SRI Organik di sekitar Jenar. Menurut catatannya saat ini ada 9 orang petani pelaku SRI Organik termasuk dia sendiri. Luasan budidaya ada 19.050 m2, jadi sekitar 1,9 Ha. Dan varietas yang dibudidayakan adalah Sintanur, Janur, Ketan dan Superwin.
Sore hari bertemu Rahmanto di kandang sapi Ketangi dan dia memberikan secarik kertas catatan berisi data petani pelaku SRI Organik di desa Ketangi, Bragolan dan Kahuripan (Bagelen). 15 petani desa Ketangi saat ini mempraktekkan SRI Organik di lahan persawahan desa Ketangi, Bragolan, Karangmulyo,Candisari (Banyuurip) dan Purwodadi. Luasan lahan ada 1,7 Ha. Di Desa Bragolan ada 2 orang pelaku dengan luas lahan 2.380 m2 dan di Desa Kahuripan ada 2 orang dengan luas lahan 1.680 m2.
Data Hari II
Hari ini (4 april 2011) mendapat data baru dari Pak Slamet dan pak Wur di Ringgit. Saat ini ada 19 petani pelaku SRI Organik dengan luas lahan 6 Ha. Saat membuat daftar nama petani desa Ringgit Zubir'brindil'man dari Desa Kaliwunggu datang. Sekalian saja dia nimbrung membuat daftar petani pelaku Desa Kaliwunggu. Terdaftar olehnya 13 petani pelaku dengan luas lahan SRI Organik 3 Ha.
Sambil memeriksa daftar nama petani desa Ringgit dan Kaliwunggu, mengirimkan SMS kepada Nurkhamid di Sucen dan Tohirin di Desa Susuk meminta data. Balasan pertama dari Tohirin berisi daftar nama lengkap dengan luas lahan (waktu datanya disalin, ada data tambahan darinya). Di Desa Susuk ada 10 petani pelaku dengan luas lahan 2,25 Ha SRI Organik. Nurkhamid tak berapa lama kemudian menyusul memberikan jawaban, di Desa Sucen Jurutengah (Bayan) 11 petani pelaku dengan luas lahan 2,12 Ha. Dia juga menambahkan data petani dari Desa Kledung Karangdalem (Banyuurip) 2 orang dengan luas lahan 0,25 Ha.
Pukul 19.49 menit menuju kandang sapi di Desa Wasiat, sesuai janji dengan Pak Rasyid. Kebetulan Pak Dwijo dan Mas Darno juga tugas piket kandang malam ini. Jadi bersama tiga teman ini mencoba menyusun daftar petani pelaku SRI Organik. Ada 13 orang petani pelaku dengan luas lahan 3,08 Ha.
Data Hari III
Tanggal 5 April 2011, sore setelah menyelesaikan pindah tanam bibit padi Janur umur 13 hari ke lahan percobaan di depan RP3O di desa Popongan membuat daftar petani pelaku bersama Tikno dan Hari. Di Desa Popongan terdata 9 petani pelaku dengan luas lahan SRI Organik 1,06 Ha.
Pukul 23.45 Surisman (teman yang selalu rajin mengirimkan berita lewat sms kepada teman-teman petani dan masih manten baru .... jam segini belum tidur lagi ngopo yo?) mengirimkan data petani pelaku Desa Rasukan berjumlah 13 orang dengan lahan seluas 1,58 Ha.
(Sampai entri data hari III sudah terdata 129 petani dengan luas lahan 22,82 Ha.)

Kamis, 31 Maret 2011

Memulai Pembelajaran di Kecamatan Banyuurip

Tanggal 15-17 maret 2010 beberapa teman petani Desa Popongan kecamatan Banyuurip mengadakan pembelajaran ekologi tanah. sebelum pembelajaran ini mereka sudah mulai membuat kompos di bekas gedung sekolah dasar yang tidak terpakai lagi. Kompos ini kemudian digunakan untuk ujicoba praktek SRI, ada 4 orang petani mempraktekkan SRI di lahan mereka sendiri.


Pembelajaran kedua yang direncanakan berlangsung 3 hari akhirnya berlangsung sampai 4 hari yakni pada tanggal 9-12 Februari 2011. Pembelajaran ini diikuti sekitar 30 petani dari beberapa desa di wilayah Kecamatan Banyuurip, sedangkan pembelajaran diselenggarakan oleh Kelompok Tani Widodo Lestari III desa Popongan di kompleks RP3O.
Setelah pembelajaran ini Kelompok Tani Desa Cengkawak menindaklanjuti dengan praktek pembuatan kompos dan MoL juga praktek lapangan SRI. Selain di desa Popongan dan Cengkawak, di wilayah Kecamatan Banyuurip setidaknya ada 3 desa lain dimana ada petani pelaku SRI Organik yakni di desa Borokulon , Condongsari dan Kledung Karangdalem. Sedang di Desa Popongan saat ini 9 orang petani mempraktekkan SRI Organik dengan luas lahan 1,06 Ha.

Minggu, 27 Maret 2011

JARINGAN PETANI PELAKU SRI ORGANIK


Pembelajaran Ekologi Tanah dan Praktek SRI Organik dikenal oleh beberapa petani Purworejo waktu mengikuti pembelajaran ini di Indramayu Jawa Barat tanggal 10 - 14 Agustus 2003. Metode pembelajaran ekologi tanah dan praktek SRI Organik ini kemudian dikembangkan untuk memperbaiki metode pembelajaran pertanian organik yang sudah dijalankan sejak tahun 1997 terutama di wilayah Kecamatan Purwodadi dan Ngombol.
Tanggal 12 - 16 Oktober 2003 kelompok tani lestari desa Ringgit mengadakan Pembelajaran Ekologi Tanah (PET) dan SRI dengan mengundang nara sumber Pak Alik Sutaryat (AOSC) dari Ciamis Jawa Barat. Pembelajaran ini juga menjadi awal terbentuknya pemahaman baru tentang pertanian organik dan bergabungnya teman-teman petani organik di Purworejo dengan jaringan yang lebih luas untuk mengembangkan Pembelajaran Ekologi Tanah dan SRI Organik.
Pemahaman praktek pembelajaran ekologi tanah dan SRI Organik beberapa petani terus terasah lewat kegiatan-kegiatan jaringan yang diikuti. Tahun 2007 muncul kebutuhan untuk meningkatkan kapasitas petani untuk mengembangkan pembelajaran. Menjawab kebutuhan ini bulan November 2007 sepuluh orang petani mengikuti ToT PET SRI di Lakbok Ciamis selama 10 hari dan dipandu Pak Alik Sutaryat.
Sepulang ToT PET SRI kepercayaan diri petani pelaku SRI Organik mulai tumbuh namun belum juga berani untuk mengadakan pembelajaran sendiri. Sekali lagi kami mengundang Pak Alik Sutaryat untuk menemani teman-teman petani mengadakan pembelajaran di desa Mendiro Kecamatan Ngombol pada 12 - 14 Agustus 2008. Dan pada tahun ini, tanggal 20 - 21 Oktober 2008 petani pelaku SRI Organik Purworejo diundang dalam Workshop Nasional SRI di Auditorium Deptan Jakarta.
4 orang petani yang berangkat dalam Workshop ini mendapat kesempatan bertemu direktur PLA Deptan waktu itu Ir. Suhartanto dan mengundang beliau datang di Purworejo. Dan pada tanggal 26 - 27 Januari 2009 Ir. Suhartanto menepati janji menghadiri Lokakarya Petani Pelaku dan Pengembang SRI Organik yang diadakan di desa Mendiro dan desa Ringgit.
Setelah lokakarya ini petani pelaku SRI Organik mulai berani menyelenggarakan PET SRI Organik secara mandiri. Pembelajaran pertama dilaksanakan di desa Ketangi Purwodadi pada bulan Februari 2009. Pembelajaran ini kemudian diikuti pendampingan praktek SRI Organik dengan Sekolah Lapang Ekosistem selama satu musim tanam.
Pengalaman petama ini menjadi pijakan pengembangan metode pembelajaran ekologi tanah dan pendampingan praktek SRI Organik. Sampai saat ini teman-teman petani sudah melaksanakan pembelajaran sebanyak 19 kali baik secara mandiri maupun dengan dukungan pihak-pihak yang peduli termasuk pemerintah. Dan saat ini jaringan petani pelaku SRI Organik Kabupaten Purworejo memiliki setidaknya 10 orang petani yang memiliki kemampuan untuk mendampingi pembelajaran ekologi tanah dan praktek SRI Organik.
Sedangkan jaringan petani pelaku SRI Organik menjangkau 7 kecamatan dari 16 kecamatan di Kabupaten Purworejo. Jumlah petani yang aktif dalam praktek SRI Organik dan masih terus terhubung dalam komunikasi jaringan ada 85 orang petani.

Kamis, 24 Maret 2011

pembelajaran ekologi tanah

mengapa perlu pembelajaran ekologi tanah ?
pengalaman petani selama ini mengarahkan pengertian bahwa untuk memperoleh hasil panen yang tinggi diperlukan benih yang bersertifikat (benih baru), pupuk yang banyak, pestisida, insectisida, fungisida dan herbisida yang mujarab. pengertian ini kemudian membawa praktek bertani masuk ke dalam jeratan ketergantungan yang semakin hari menyeret petani ke dalam jerat kemiskinan, tidak hanya miskin dari segi ekonomi juga miskin dari segi kebudayaan berpengetahuan.
pembelajaran ekologi tanah merupakan pembelajaran untuk melihat kaitan-kaitan unsur-unsur yang saling berhubungan satu sama lain membentuk kehidupan di dalam tanah. pembelajaran ini merupakan proses membangun semangat dan membongkar kebekuan pikiran petani sehingga dapat memunculkan dan mengelola potensi diri dan alam sekitar dilandari dengan rasa kemerdekaan dan kepercayaan diri. proses pembelajaran ini mengedepankan kaidah-kaidah ekologis dan menitik beratkan pada proses pengembangan ilmu pengetahuan lewat praktek lapangan
selama pembelajaran ini warga belajar akan bersama-sama belajar tentang :
1. pertanian ramah lingkungan berkelanjutan
2. uji sifat fisik, sifat biologi dan sifat kimia tanah
3. kompos
4. pengembangan mikroorganisme lokal
5. pemahaman dan praktek dasar SRI
6. menyusun kegiatan praktek lapangan

saat ini di kabupaten purworejo ada 10 orang petani yang sudah terdidik dan terlatih untuk mendampingi warga belajar menyelenggarakan pembelajaran ekologi tanah dan pendampingan praktek SRI di lahan. biasanya pendampingan intensif dilaksanakan selama satu musim tanam.

diskusi kelompok petani untuk menukar pengetahuan tentang sejarah  perkembangan pertanian yang diketahui oleh warga belajar.
(pet di desa Wasiat)




mengamati dan meneliti kondisi beberapa tanaman yang ditanam dengan cara yang berbeda : jumlah anakan, kondisi batang, kondisi akar, kemudian menduga apa yang menyebabkan perbedaan dan mana yang lebih baik.
(pet di desa Candi)

menyampaikan hasil diskusi kelompok agar kelompok lain mendapat informasi apa yang didapat, disamping itu juga untuk melatih petani menyampaikan gagasan dengan cara yang mudah dimengerti.
(pet di desa Briyan)


meneliti tekstur tanah
(pet di desa Wasiat)











meneliti aerasi tanah
(pet di desa Sucen)








melaksanakan rencana tindak lanjut pembelajaran : membuat kompos dari bahan organik yang ada di sekitar kita. sambil bersih desa (membersihkan makam leluhur) mendapatkan bahan organik untuk membuat kompos.
(rtl pet di desa Ngombol)
mempersiapkan lahan praktek SRI Organik. catatan : petani ini,mbah Roso, pada awalnya paling kencang berpendapat bahwa metode SRI tidak mungkin dilaksanakan di desa Ngombol karena banyak lahan sawah yang sering tergenang air dan dengan demikian juga ancaman keong emas. entah mengapa sekarang ia paling getol meyakinkan teman-teman petani untuk melaksanakan SRI
SRI siiiiip, kata mbah Roso
(rtl. pet. di desa Ngombol)

ibu-ibu yang biasa menanam padi belajar lebih dahulu agar bisa menanam benih muda, tunggal, cepat, dangkal dan akar horisontal.
(rtl pet di desa Tunjungan)

sekolah lapang untuk mengamati pengaruh pengelolaan tanah, tanaman dan air terhadap ekosistem lahan.
(rtl. pet di desa Ketangi)

pengukuran hasil untuk mengevaluasi implementasi SRI oleh petani pelaku.
(kegiatan di desa Ringgit)

Rabu, 23 Maret 2011

laba-laba sahabat petani

laba-laba menangkap wereng

laba-laba sahabat petani, kata seorang teman
petani sahabat laba-laba, tanyaku
karena wereng merusak tanaman padi kata berita di koran-koran
kalau petani sahabat laba-laba mengapa ia tidak ada saat ada banyak makanan
benarkah .... laba-laba sahabat petani dan petani bukan sahabat bagi laba-laba

oleh-oleh sekolah lapang

siang itu, kurang lebih jam 12, di sawah desa Jeruken Kecamatan Ngombol seekor capung terperangkap jaring laba-laba. Dan sang laba-laba mendapat makan siang lezat ...

kisah serumpun padi

kepada siapa kita mesti belajar?
kepada siapa kita mesti bertanya?
serumpun padi ini pada awalnya tumbuh di lahan SRI  Organik pak Slamet di desa Ringgit Kecamatan Ngombol, karena bentuk daun maupun batangnya berbeda ia dicabut dan diletakkan di parit yang membelah lahan pak Slamet. Tanaman ini terus tumbuh sampai panen. Serumpun padi ini menghasilkan 123 malai dari sebatang benih.
jadi belajar dan bertanyalah pada tanaman, 
dia adalah teman belajar yang setia dan guru yang baik dan jujur.

Selasa, 22 Maret 2011

System of Rice Intensification




Prinsip Dasar :
TANAM TUNGGAL BENIH MUDA


APAKAH SRI ITU ?

SRI (System of Rice Intensification) adalah cara budidaya padi yang intensif dan efisien dengan memperhatikan proses managemen sistem perakaran berbasis pengelolaan Tanah, Tanaman dan Air.

GAGASAN SRI

Tanaman padi sebenarnya mempunyai potensi yang besar untuk menghasilkan produsi dalam taraf tinggi, ini hanya akan dicapai bila kita membantu tanaman dalam kondisi baik bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Hal ini dapat dilakukan melalui pengelolaan Tanah, Tanaman dan Air.

DASAR PEMAHAMAN

Tanaman padi sawah berdasar praktek SRI ternyata bukan tanaman air tetapi dalam pertumbuhan membutuhkan air, dengan tujuan menyediakan oksigen yang banyak dalam tanah, tanah tidak digenangi air sehingga akar tumbuh dengan subur dan besar. Dengan demikian tanaman dapat menyerap nutrisi / makanan sebanyak-banyaknya.
SRI ORGANIK
  • usaha tani ramah lingkungan berkelanjutan
  • hemat air irigasi
  • hemat sarana produksi
  • produksi tinggi
  • pemanfaatan sumber daya lokal : benih, kompos, MoL, pestisida nabati
  • memperbaiki kegemburan dan kesuburan tanah
  • berbasis kearifan lokal
  • beras sehat

PELUANG PENGEMBANGAN
SRI-ORGANIK
  • tersedianya potensi lahan sawah beririgasi yang luas
  • meningkatnya kesadaran masyarakat akan produk pangan yang sehat
  • tersedianya sumberdaya alam, genetik dan insani yang cukup
  • adanya dukungan pemerintah

TANTANGAN PENGEMBANGAN
SRI-ORGANIK
  • kebiasaan membiarkan bahan organik menjadi sekedar sampah tidak berguna
  • diperlukan proses pembelajaran / pendampingan intesif

LANGKAH – LANGKAH
PRAKTEK LAPANGAN SRI- ORGANIK

  1. pengembangan MoL (mikroorganisme lokal)
·         MoL adalah cairan yang dibuat dari bahan-bahan alami yang disukai sebagai media hidup dan berkembangnya mikroorganisme (jasad renik).
·         Kegunaan MoL : sebagai tambahan makanan bagi tumbuhan, mempercepat penguraian bahan organik dalam pengomposan (dekomposer) dan sebagai aktivator yang dapat mempercepat pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
·         Bahan yang dapat dipergunakan dalam pembuatan MoL : limbah sayuran, air cucian beras, air kelapa, Nasi, Buah-buahan, Urine, Keong dan sebagainya.

  1. PEMBUATAN KOMPOS
·         Kompos adalah bahan alami padat yang telah lapuk melalui proses perombakan / penghancuran oleh biota tanah, jamur dan mikroorganisme.
·         Bahan pembuatan kompos antara lain kotoran hewan, sisa tanaman, limbah organik rumah tangga, jerami dll
·         Cacah / perkecil ukuran bahan kemudian siram dengan MoL dan letakkan di tempat yang terlindung dari sinar matahari dan tetesan maupun aliran air.

  1. PENGELOLAAN TANAH
·         Tanah diolah seperti metode konvensional.
·         Masukkan Kompos 10 – 15 hari sebelum bibit dipindahkan ke lahan
·         Buat parit di keliling dan di tengah lahan, semakin banyak parit semakin baik.

  1. PEMILIHAN BENIH SEHAT DAN BERNAS
·         Benih adalah miniatur tanaman oleh karenanya harus dipilih yang benar-benar sehat.
·         Benih dipilih dengan melarutkan garam dalam air secukupnya kemudian masukkan telur ayam. Saat telur ayam bisa mengapung kemudian masukan benih padi.
·         Benih padi yang tenggelam pada larutan diambil kemudian cuci bersih dengan air tawar, benih siap ke tahap penyemaian.

  1. PENYEMAIAN
·         Persemaian bisa dilakukan pada besek, kotak, nampan maupun di lahan.
·         Media semai ditambah kompos untuk memudahkan pencabutan juga mencegah kerusakan akar terlalu banyak.
·         Saat penebaran benih tidak boleh saling menumpuk
·         Kebutuhan benih per hektar 5 kg

  1. PENANAMAN DAN JARAK TANAM
·         Penanaman bibit muda antara 7 – 15 hari
·         Pencabutan benih dari persemaian harus hati-hati agar akar tidak rusak
·         Tanam cepat, tidak lebih dari 15 menit
·         Tanam tunggal, dangkal, akar sejajar tanah (dislereke)
·         Jarak tanam lebar ( 25x25, 30x30 cm dst)

  1. PENGELOLAAN AIR DAN PENYIANGAN
·         Air di lahan dalam kondisi macak-macak
·         Air ditambah 2-3 cm (digenanggi) saat akan penyiangan (matun / gosrok).
·         Penyiangan selang 10 setelah tanam, penyiangan 4 x
·         Semprotkan MoL
·         Memasuki masa pembuahan lahan dikeringkan
·         Setelah bakal buah dalam batang membesar (meteng) tambahkan air macak-macak
·         setelah padi bernas air dikeringkan sampai panen.

  1. PENGENDALIAN ORGANISME DI LAHAN
·         Pengendalian organisme penganggu dilaksanakan dengan konsep pengendalian hama terpadu secara utuh.
·         Menghindari praktek-praktek pengendalian organisme dan penyakit yang akan merusak agroekosistem.
·         Pengembangan pestisida nabati.

  1. SEKOLAH LAPANG SRI
·         Sekolah Lapang SRI dilakukan pada lahan SRI oleh petani bersama petani lain secara berkala, 10 – 15 hari sekali selama satu musim tanam.
·         Materi Sekolah Lapang mengenai penyelarasan hubungan unsur-unsur biotik dan abiotik bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Lokakarya Petani Pelaku SRI Organik

Tanggal 19 Februari 2011 petani pelaku SRI Organik mengadakan lokakarya bertempat di Desa Ngombol. Dalam lokakarya ini 10 kelompok Tani di Kecamatan Ngombol menyampaikan pengalaman dalam melaksanakan SRI Organik. Pengalaman-pengalaman ini disampaikan lewat stand pembelajaran dan presentasi.


Pak Rasid, petani pelaku SRI Organik dari desa Wasiat, sedang menjelaskan dan mempraktekkan cara tanam tunggal, dangkal dan akar horisontal bibit padi kepada Bupati Purworejo dan Direktur Optimalisasi Lahan Departemen Pertanian.





Mbak Wal, petani perempuan desa Ngombol, sedang menyampaikan pengalaman sebagai petani pelaku SRI Organik kepada peserta lokakarya. Lokakarya ini dihadiri kurang lebih 400 petani dari wilayah Kabupaten Purworejo.

Dinamika Ekosistem

suatu sore, seekor capung tertangkap oleh walang sembah.
saat walang sembah asyik memakannya datanglah capung kedua 
hendak ikut memangsa capung pertama. dan walang sembah  
mendapat kesempatan yang langka. (bersambung)

Perempuan Tani Membuat MoL

Perempuan tani Desa Ngombol Kecamantan Ngombol sedang belajar praktek pembuatan MoL (mikroorganisme lokal) dari bahan-bahan yang ada di lingkungan rumah tangga. Praktek ini dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan mereka dalam melaksanakan program pengembangan SRI Organik di Kecamatan Ngombol  Kabupaten Purworejo tahun 2010 - 2011

Cara Tanam yang Tepat



menanam benih tunggal, muda, dangkal, akar horisontal dan cepat 
membutuhkan pembelajaran untuk para penanam tentang kehidupan
tanaman padi terutama pemahaman tentang sistem perakaran.