sekolah lapang

sekolah lapang

Kamis, 24 Maret 2011

pembelajaran ekologi tanah

mengapa perlu pembelajaran ekologi tanah ?
pengalaman petani selama ini mengarahkan pengertian bahwa untuk memperoleh hasil panen yang tinggi diperlukan benih yang bersertifikat (benih baru), pupuk yang banyak, pestisida, insectisida, fungisida dan herbisida yang mujarab. pengertian ini kemudian membawa praktek bertani masuk ke dalam jeratan ketergantungan yang semakin hari menyeret petani ke dalam jerat kemiskinan, tidak hanya miskin dari segi ekonomi juga miskin dari segi kebudayaan berpengetahuan.
pembelajaran ekologi tanah merupakan pembelajaran untuk melihat kaitan-kaitan unsur-unsur yang saling berhubungan satu sama lain membentuk kehidupan di dalam tanah. pembelajaran ini merupakan proses membangun semangat dan membongkar kebekuan pikiran petani sehingga dapat memunculkan dan mengelola potensi diri dan alam sekitar dilandari dengan rasa kemerdekaan dan kepercayaan diri. proses pembelajaran ini mengedepankan kaidah-kaidah ekologis dan menitik beratkan pada proses pengembangan ilmu pengetahuan lewat praktek lapangan
selama pembelajaran ini warga belajar akan bersama-sama belajar tentang :
1. pertanian ramah lingkungan berkelanjutan
2. uji sifat fisik, sifat biologi dan sifat kimia tanah
3. kompos
4. pengembangan mikroorganisme lokal
5. pemahaman dan praktek dasar SRI
6. menyusun kegiatan praktek lapangan

saat ini di kabupaten purworejo ada 10 orang petani yang sudah terdidik dan terlatih untuk mendampingi warga belajar menyelenggarakan pembelajaran ekologi tanah dan pendampingan praktek SRI di lahan. biasanya pendampingan intensif dilaksanakan selama satu musim tanam.

diskusi kelompok petani untuk menukar pengetahuan tentang sejarah  perkembangan pertanian yang diketahui oleh warga belajar.
(pet di desa Wasiat)




mengamati dan meneliti kondisi beberapa tanaman yang ditanam dengan cara yang berbeda : jumlah anakan, kondisi batang, kondisi akar, kemudian menduga apa yang menyebabkan perbedaan dan mana yang lebih baik.
(pet di desa Candi)

menyampaikan hasil diskusi kelompok agar kelompok lain mendapat informasi apa yang didapat, disamping itu juga untuk melatih petani menyampaikan gagasan dengan cara yang mudah dimengerti.
(pet di desa Briyan)


meneliti tekstur tanah
(pet di desa Wasiat)











meneliti aerasi tanah
(pet di desa Sucen)








melaksanakan rencana tindak lanjut pembelajaran : membuat kompos dari bahan organik yang ada di sekitar kita. sambil bersih desa (membersihkan makam leluhur) mendapatkan bahan organik untuk membuat kompos.
(rtl pet di desa Ngombol)
mempersiapkan lahan praktek SRI Organik. catatan : petani ini,mbah Roso, pada awalnya paling kencang berpendapat bahwa metode SRI tidak mungkin dilaksanakan di desa Ngombol karena banyak lahan sawah yang sering tergenang air dan dengan demikian juga ancaman keong emas. entah mengapa sekarang ia paling getol meyakinkan teman-teman petani untuk melaksanakan SRI
SRI siiiiip, kata mbah Roso
(rtl. pet. di desa Ngombol)

ibu-ibu yang biasa menanam padi belajar lebih dahulu agar bisa menanam benih muda, tunggal, cepat, dangkal dan akar horisontal.
(rtl pet di desa Tunjungan)

sekolah lapang untuk mengamati pengaruh pengelolaan tanah, tanaman dan air terhadap ekosistem lahan.
(rtl. pet di desa Ketangi)

pengukuran hasil untuk mengevaluasi implementasi SRI oleh petani pelaku.
(kegiatan di desa Ringgit)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar